Minggu, 15 Desember 2013

Review film : Waiting For Superman

Tulisan ini pernah gw tweet di twitter gw, tentang film yg berjudul "waiting for superman"

Ini film dokumenter, yg mendokumentasikan tentang system pendidikan di Amerika.

Nih trailernya




Jadi pengen ngebahas film “ waiting for superman” yang tadi pagi gw tonton,hmm..

Film “waiting for superman” itu sejenis film dokumenter, yang isinya menggambarkan suasana pendidikan di amerika.

Film ini menarik, khususnya buat gw, yang sebelumnya berfikir kalo pendidikan di amerika itu bagus.
Tapi film ini menggambarkan keadaan sebenernya, tentang system pendidikan di amerika, yg ternyata ga sebagus yg dibayangkan.

Jadi di amerika itu ada yang namanya “public school” dan “private school”, kalo disini namanya “sekolah negri” sama “sekolah swasta”

“public school” disana digambarkan di film tersebut banyak yang menjadi “failing school”

“failing school” itu adalah sekolah yang menelurkan lulusan yang tidak seharusnya lulus.

Jadi ketika mereka menginjak ke jenjang berikutnya, karena ketinggalan pelajaran, maka mereka kesulitan dan akhirnya Drop out.

Dan kebanyakan “failing school” adalah “middle class school” atau kalau disini SMP.

Nah ketika mereka sampai di “high school” itulah mereka drop out karena sengaja diluluskan dari “middle class school”.

Dan “high School” disana otomatis menjadi “drop out factory” yaitu penghasil anak2 yang drop out.

Ada sih memang “public school” yang bagus, tapi mereka biasanya memprioritaskan anak2 yang ada di distrik mereka, dan kuotanya sangat terbatas.

Misal kuotanya 38 kursi dan yang mendaftar 138, maka mereka melakukan pemilihan dengan diundi, macam arisan gitu, dengan mengocok nomer atau mengambil kertas undian.

Dan yang ngga masuk sekolah yang mereka mau, harus waiting list atau terjebak di “failing school” yang buruk.

atau masuk “private school” namun dengan biaya yang mahal.

Nah gimana tadi nasib yang di Drop out,? Ternyata mereka Cuma jadi gelandangan di jalan lalu berakhir di penjara karena tersangkut kasus kriminal.

Ternyata problem nya disitu ada pada guru2 “failing school” yang tidak bertanggung jawab, dan seenaknya aja kalo mengajar.

Kenapa ga dipecat aja, guru2 kayak gitu?, ternyata fakta nya lagi guru2 disana ga bisa dipecat karena punya hak “tenure”.

Hak “tenure” itu adalah hak otomatis guru yang diterima setelah dia jadi guru selama 2 tahun.

Dan dengan hak itu dia ga bisa dipecat dengan alasan apapun, iya alasan apapun.

Jadi walaupun guru itu Cuma duduk2 atau baca2 Koran dikelas, dan anak didiknya ga bisa baca tulis, guru2 itu ga bisa dipecat.

Sebenernya “hak Tenure” itu lazimnya disana dipakai di perguruan tinggi.

Untuk melindungi dosen agar tidak terpengaruh kekuatan politik, dan itu meraihnya penuh persyaratan.

Namun kalo di “public school” bisa didapat dengan mudah kalo bisa mengajar sampe dua tahun, malah  disalah gunakan oleh guru2 yang tidak bertanggung jawab.

Dan di film itu ada  salah satu Negara bagian menyediakan “rubber room”

“rubber room” itu ruangan buat guru2 yg bermasalah dalam mengajar, namun ga bisa dipecat.

Dan diruangan itu mereka Cuma duduk2, tidur, main poker, dan digaji.

Di film itu disebutkan, bahwa rata2 murid2 itu gagal pada kelas 7 sampai 9, yaitu dalam hal baca tulis dan matematika.

Disebutkan juga di setiap Negara bagian Amerika faktanya bahwa tidak sampai 50 % yang bisa baca tulis.

Yang terparah di ibukota Negara mereka Washington DC, hanya 12% yang bisa baca tulis.

Bahkan Bill Gates ( Pendiri Microsoft) berkomentar di film itu, bahwa mereka kehabisan SDM dalam negri, sehingga mereka harus mencari SDM dari luar negri mereka.

Film itu tahun 2010, dan gw ga tahu faktanya kalo sekarang.


Ada 144.567 sekolah dasar, 26,277 SMP, dan 10.239 SMA, di Indonesia.

Dilihat dari jumlah nya aja udah ketahuan, kalo semuanya pun lulus sekolah dasar, tapi tidak mungkin semuanya masuk SMP.

Dan kalopun mereka semua lulus SMP, namun tidak mungkin mereka semua bisa masuk SMA.

Kemanakah sisanya? Yang dijanjikan pendidikan dasar selama 9 tahun.

Jadi kalo mau lihat Indonesia 20 tahun yg akan datang, coba lihat keadaan pendidikannya, apakah masih ada yg tidak bisa sekolah?

Tidak bisa sekolah bukan karena tidak mau, tapi karena memang tidak ada sekolah #ironis

Beruntunglah yang bisa sekolah sampai perguruan tinggi ya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar